Tokohaliran idealisme adalah Plato (427-374 SM), murid Sokrates. Aliran idealisme merupakan suatu aliran ilmu filsafat yang mengagungkan jiwa. Menurutnya, cita adalah gambaran asli yang semata-mata bersifat rohani dan jiwa terletak di antara gambaran asli (cita) dengan bayangan dunia yang ditangkap oleh panca indera. KATAPENGANTAR. Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Kasih serta Maha Penyayang, karena berkat limpahan rahmat, taufik serta hidayahnya, penulis diberikan kekuatan, kesehatan, kesejahteraan serta pemikiran yang jernih. Sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisanbuku dengan judul "Filsafat Pendidikan Aliran Kelebihandan Kelemahan Aliran Esensialisme. Kelebihan: 1) esensialisme membantu untuk mengembalikan subject matter ke dalam proses pendidikan, namun tidak mendukung perenialisme bahwa subject matter yang benar adalah realitas abadi yang disajikan dalam buku-buku besar dari peradaban barat. Great Book tersebut dapat digunakan namun bukan untuk h. 27 8 Abd. Rachman Assegaf, Filsafat Pendidikan Islam h. 192 memprotes terhadap skeptisme terhadap nilai- nilai yang tertanam dalam warisan budaya/sosial. Menurut esensialisme, nilai-nilai yang tertanam dalam warisan budaya dan sosial adalah nilai-nilai kemanusiaan yang terbentuk secara berangsur-angsur dengan melalui kerja keras dan susah payah selama beratus-ratus tahun dan didalmnya Alasanpenulis menerapkan konstruktivisme dalam pembelajaran adalah : 1. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan pengetahuan baru melalui keterlibatan dalam pembelajaran. 2. Siswa menemukan sendiri konsep materi pelajaran secara langsung. 3. Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri. 4. Tujuanumum aliran esensialisme adalah membentuk seseorang yang berguna dan berkompeten. Isi pendidikannya mencakup ilmu pengetahuan, kesenian dan segala hal yang mampu menggerakkan manusia untuk bertindak sesuai dengan kehendaknya. mengidentifikasi kekurangan yang diduga konsekuensi gagal mengikuti orientasi pendidikan dasar, (3) meminta A PENDAHULUAN. Idealisme adalah salah satu aliran filsafat pendidikan yang berpaham bahwa pengetahuan dan kebenaran tertinggi adalah ide. Semua bentuk realita adalah manifestasi dalam ide. Karena pandangannya yang idealis itulah idealisme sering disebut sebagai lawan dari aliran realisme. NF3ydo. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Filsafat pendidikan adalah ilmu yang mempelajari dan berusaha mengadakan penyelesaian terhadap masalah-masalah pendidikan yang bersifat filosofis. Secara filosofis, pendidikan adalah hasil dari peradaban suatu bangsa yang terus menerus dikembangkan berdasarkan cita-cita dan tujuan filsafat serta pandangan hidupnya, sehingga menjadi suatu kenyataan yang melembaga di dalam masyarakatnya. Pendidikan yang bersendikan atas nilai-nilai yang bersifat modernisasi dapat pula menjadikan pendidikan itu kehilangan arah. Berhubung dengan itu pendidikan haruslah bersendikan atas nilai-nilai yang dapat mendatangkan kestabilan. Agar dapat terpenuhi maksud tersebut nilai-nilai itu perlu dipilih yang mempunyai tata yang jelas dan yang telah truji oleh waktu. Nilai-nilai yang dapat memenuhi adalah berasal dari kebudayaan dan filsafat yang korelatif selama 4 abad belakangan ini, dengan perhitungan Zaman Renaissance, sebagai pangkal timbulnya pandangan-pandangan esensialistis awal. Essensialisme percaya bahwa pendidikan harus didasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia. Dengan pengembalian pola pendidikan pada pengambilan nilai-nilai masa lalu, esensialisme percaya bahwa keefektifan pembelajaran akan tercipta. Esensialisme sangat menekankan pada pendidikan dimasa lalu dan cenderung tidak mendukung dengan pola pendidikan masa kini atau yang sering disebut sebagai modernisasi pendidikan. Bagi esensialisme pola-pola pendidikan masa lalu lebih memberikan banyak kemutakhiran pola berpikir yang ada dalam diri siswa. Modernisasi dianggap sebagai zaman yang hanya menambahkan banyak nilai-nilai baru yang kalah dengan nilai-nilai lama dalam hal menghasilkan siswa yang berkompeten, sehingga nilai-nilai lamalah yang mempunyai peranan penting jika dilihat dari kacamata esensialisme. Oleh karena itu dalam makalah ini penulis akan memaparkan mengenai aliran filsafat esensialisme. B. Rumusan Masalah Uraikan apa yang kamu ketahui tentang Aliran Essensialisme ! C. Tujuan Menguraikan apa yang kamu ketahui tentang Aliran Essensialisme ! BAB II PEMBAHASAN A. Latar Belakang Munculnya Aliran Esensialisme Esensialisme muncul pada zaman Renaisance dengan ciri-ciri utamanya berbeda dengan progresivisme. Progresif mempunyai pandangan bahwa banyak hal itu mempunyai sifat yang serba fleksibel dan nilai-nilai itu berubah dan berkembang. Esensialisme menganggap bahwa dasar pijak fleksibilitas dalam segala bentuk dapat menjadi sumber timbulnya pandangan yang berubah-ubah, pelaksanaan yang kurang stabil dan tidak menentu. Pendidikan yang bersendikan atas nilai-nilai yang bersifat demikian ini dapat menjadikan pendidikan itu sendiri kehilangan arah. Berkaitan dengan hal itu pendidikan haruslah bersendikan atas nilai-nilai yang dapat mendatangkan kestabilan. Agar dapat terpenuhi maksud tersebut nilai-ailai itu perlu dipilih yang mempunyai tata yang jelas dan telah teruji oleh waktu. B. Ciri-ciri Utama Bagi aliran ini “Education as Cultural Conservation”, pendidikan sebagai pemelihara kebudayaan. Karena dalil ini maka aliran Essentialisme dianggap para ahli sebagai “Conservative road to culture”, yakni aliran ini ingin kembali kepada kebudayaan lama, warisan sejarah yang telah membuktikan kebaikan-kebaikannya bagi kehidupan manusia. Esensialisme percaya bahwa pendidikan harus didasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia. Kebudayaan yang mereka wariskan kepada kita hingga sekarang, telah teruji oleh segala zaman, kondisi dan sejarah. Kebudayaan demikian, ialah essensia yang mampu pula mengemban hari kini dan masa depan umat manusia. Kebudayaan sumber itu tersimpul dalam ajaran para filosof ahli pengetahuan yang agung, yang ajaran dan nilai-nilai ilmu mereka bersifat kekal dan monumental. Kesalahan dari kebudayaan moderen sekarang Essensialisme ialah kecenderungannya, bahkan gejala-gejala penyimpangannya dari jalan lurus yang telah ditanamkan kebudayaan warisan itu. Fenomena-fenomena sosial-kultural yang tidak kita ingini sekarang, hanya dapat diatasi dengan kembali secara sadar melalui pendidikan, ialah kembali ke jalan yang telah ditetapkan itu. Hanya dengan demikian, kita boleh optimis dengan masa depan kita, masa depan kebudayaan umat manusia. Pemikir-pemikir besar yang telah dianggap sebagai peletak dasar asas-asas filsafat aliran ini, terutama yang hidup pada zaman klasik Plato, Aristoteles, dan Democritus. Plato sebagai bapak Objective-Idealisme adalah pula peletak teori-teori modern dalam Essentialisme. Sedangkan Aristotes dan Democritus, keduanya Bapak Objective-Realisme. Kedua ide filsafat itulah yang menjadi latar belakang thesis-thesis Essentialisme. Yang amat dominan dalam Essentialisme tidak hanya filsafat klasik tersebut. Malahan lebih-lebih ajaran-ajaran filosof pada zaman Renaissance, merupakan sokoguru aliran ini. Brameld menulis ciri utama Essentialisme itu sebagai berikut “Pandangan-pandangan filsafat yang kuno dan absolutisme pandangan abad-abad pertengahan tercermin dalam otoritasnya yang tidak dapat ditantang, otoritas gereja yang dogmatis, dimana pengikut Essentialisme modern bertujuan mengusahakan suatu sistematika, konsepsi tentang manusia dan alam semesta yang secepat mungkin cocok bagi kebutuhan zaman dan lembaga-lembaga modern.” Essensialisme merupakan paduan ide-ide filsafat Idealisme dan Realisme. Praktek filsafat pendidikan essensialisme dengan demikian menjadi lebih kaya dibandingkan jika ia hanya mengambil posisi sepihak dari salah satu aliran yang ia sintesiskan. C. Hakikat Aliran Esensialisme Esensialisme merupakan aliran yang ingin kembali kepada kebudayaan-kebudayaan lama yang warisan sejarah yang telah membuktikan kebaikan-kebaikannya bagi kehidupan manusia. Esensialisme didasari atas pandangan humanisme yang merupakan reaksi terhadap hidup yang mengarah kepada keduniawian, serba ilmiah dan materialistic. Selain itu juga didasari oleh pandangan-pandangan dari penganut aliran idealisme dan realisme. Esensialisme juga merupakan konsep yang meletakkan sebagian dari cirri alam piker modern. Sebagaimana halnya sebab musabab munculnya renaisans. Eensialisme pertama-tama muncul dan merupakan reaksi terhadap simbolisme mutlak dan dogmatisme abad pertengahan. Maka disusunlah konsep yang sistematis dan menyeluruh mengenai manusia dan alam semesta yang memenuhi tuntutan zaman modern. Realisme modern yang menjadi salah satu eksponen esensialisme, titik berat tinjauannya adalah mengenai alam atau dunia fisik. Sedangkan idealisme modern sebagai ekspon yang lain, pandangannya bersifat spiritual. John Deonal Butler mengutarakan secara singkat cirri dari masing-masing ini. Idelisme modern mempunyai pandangan bahwa realita adalah sama dengan substansi gagasan-gagasan atau ide. Dibalik dunia fenomenal ini ada jiwa yang tidak tebatas yaitu Tuhan yang merupakan pencipta adanya kosmos. Manusia sebagai makhluk yang berpikirberada dalam lingkungan kekuasaan tuhan. Dengan menguji dan menyelidiki ide-ide serta gagasan-gagasannya, manusia akan dapat mencapai kebenaran yang sumbernya adalah Tuhan sendiri. Idealisme modern dengan tokoh-tokoh utamanya di jerman pada abad ke 17 dan 18, mengutarakan dan membahas pokok-pokok persoalan yang dekat dengan manusia, diantaranya terolahnya kesan-kesan indera oleh akal dan proses penjelmaannya nenjadi pengetahuan. Demikian pula oleh realisme, masalah-masalah tersebut juga menjadi objek peninjauan seperti terbukti dari gagasan-gagasan dari tokoh-tokohnya di inggris sebelum idealisme muncul. D. Tokoh-Tokoh Aliran Esensialisme. 1. Desiderius Eranus, belanda abad 15/16 Berusaha agar kurikulum sekolah bersifat humanis dan bersifat internasional, sehingga bisa mencakup lapisan menengah dan kaum aristokrat. 2. Johan Amos Comenius 1592-1670 Berpendapat bahwa pendidikan mempunyai peranan membentuk anak sesuai dengan kehendak Tuhan karena pada hakekatnya dunia adalah dinamis dan bertujuan. 3. John Locke. Inggris 1746-1827 Berpendapat bahwa pendidikan hendaknya sekala dekat dengan situasi dan kondisi. 4. Johann henrich pestalozzi 1827-1946 Percaya bahwa sifat alam itu tercermin pada manusia dan manusia juga mempunyai hubungan transendental langsung dengan Tuhannya 5. Johan Freidrich Frobel 1782-1852 Berkeyakinan bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang merupakan bagian dari ala mini sehingga manusia tunduk dan mengikuti ketentuan-ketentuan hukum alam. 6. Leibniz Ia merumuskan bahwa semua kejadian dan fakta itu saling berhubungan dan merupakan system yang harmonis, dan system ini telah ada sebagai pembawaan dari alam semesta itu sendiri. Teori ini juga dijelaskan dengan adanya pengertian modern. 7. Immanuel kant Tokoh ini sampai kepada pengakuan bahwa ilmu itu mengandung kebenaran dan budi manusia dapat mencapai kebenaran tersebut. Menurutnya pengetahuan dapat dipaparkan dengan putusan, dan putusan adalah merupakan rangkaian pengertian subjek dan predikat. 8. Hegel Berpendapat bahwa ia mencari yang mutlak dari yang tidak mutlak. Dikatakan bahwa yang mutlak itu adalah roh jiwayang menjelma pada alam, maka sadarlah ia akan dirinya. Roh mempunyai inti yang disebut idea atau berfikir. 9. Arthur Schopenhaner Ia berkesimpulan bahwa hidup ini penuh dengan kemurungan, yaitu tiada kepuasan atas terwujudnya kemauan sepanjang hayatmanusia. Ia juga berpendapat bahwa voluntas kehendak adalah motor bagi manusia untuk mencapai tempat atau kedudukan penting. 10. Thomas hobbes Berpendapat bahwa pengetahuan yang benar adalah yang dapat dijangkau oleh indera. Jadi, pengetahuan tidak dapat mengatasi melampaui penginderaan. Persentuhan dunia luar dengan indera, jadi bersifat empiric, menjadi pangkal dan sumber pengetahuan. 11. Davis Hume Mengemukakan analisa mengenai pengetahuan dan substansi. Pengetahuan adalah sejumlah pengalaman yang timbul silih berganti. Masing-masing pengalaman itu mengadakan impresi tertentu bagi orang yang menghayati substansiitu sebenarnya tidak ada, karena sebenarnya adalah perulangan pengalaman yang tadi. 12. Francis Bacon Tokoh utama inggris yang lain ini adalah pemegang canang ilmupengetahuan modern. Dalam bukunya yang berjudul Novum Organum, bacon mengatakan bahwa ,enurut pandangan dan kesimpulannya pada masa lampau dalam hal pengembangan ilmu pengetahuan ini manusia bau sedikit hubungannya dengan dunia luar. Padahal dunia luar ini adalah realita yang sesungguhnya. E. Pandangan-Pandangan Aliran Esensialisme 1. Pandangan mengenai realita Sifat yang menonjol dari ontology esensialisme adalah suatu konsesi bahwa dunia ini dikuasai oleh tata yang tiada cela, yang mengatur dunia beserta isinya dengan tiada cela pula. Ini berarti bahwa bagaimanapun bentuk, sifat, kehendak dan cita-cita manusia haruslah disesuaikan dengan tata tersebut. Di bawah ini adalah uraian mengenai penjabarannya menurut realisme dan idealisme. realisme yang mendukung esensialisme disebut realisme objektif, karena mempunyai cara pandang yang sistematis mengenai alam serta tempat manusia di dalamnya. Idealisme objektif mempunyai pandangan kosmis yang lebih optimis dibandingkan dengan realisme objektif. Yang dimaksud dengan ini adalah bahwa pandangan-pandangannya bersifat menyeluruh yang boleh dikatakan meliputi segala sesuatu., dengan landasn pikiran bahwa totalitas dalam alam semesta ini pada hakekatnya adalah jiwa atau spirit, idelisme men etapkan suatu pendirian bahwa segala sesuatu yang ada ini nyata. 2. Pandangan mengenai pengetahuan Pada kaca mata realisme, masalah pengetahuan ini, manusia adalah sasaran pandangan dengan penelaahan bahwa manusia perlu dipandang sebagai makhluk yang padanya berlaku hukum yang mekanistis evolusionistis. Sedangkan menurut idealisme, pandangan mengenai pengetahuan ini bersendikan pada pengertian bahwa manusia adalah makhluk yang adanya merupakan refleksi dari Tuhan dan yang timbul dari hubungan antara makrokosmos dan mikrokosmos. Bersendikan prinsip di atas dapatlah dimengerti bahwa relisme memperhatikan berbagai pandangan dari tiga aliran psikologi asosianisme, behaviorisme dan koneksionisme. Dengan memperhatikan tiga aliran ini, yang pada dasarnya mencerminkan adanya penerapan metode-metode yang lazim untuk ilmu pengetahuanalam kodrat, realisme menunjukkan sikap lebih maju mengenai masalah pengatahuan ini dibanding dengan idealisme. 3. Pandangan mengenai nilai Menurut realisme kwalitas nilai tidak dapat ditentukan secara konseptual terlebih dahulu, melainkan tergantung dari apa atau bagaimana keadaannya bila dihayati oleh subjek tertentu dan selanjutnya akan tergantung pula dari sikap subjek tersebut. Teori lain yang timbul dari realisme disebut determinisme etis. Dikatakan bahwa semua yang ada dalam ala mini termasuk manusia mempunyai hubungan hingga merupakan rantai sebab-akibat. Realisme berdasarkan atas keturunan dan lingkungan. Nilai keindahan adalah suatu kenikmatan yang dihasilkan dalam pengalaman bila kognisi dan perasaan bercampur atau saling berpengaruh. Yang dimaksud dengan kognisi disini adalah persoalan persepsi sebagaimana dihubungkan dengan kenikmatan keindahan. Kenukmatan seseorang mengenai keindahan itu merupakan perpaduan antara pengalaman, persepsi, dan perasaan. 4. Pandangam mengenai pendidikan Pandangan mengenai pendidikan yang diutarakan disini bersifat umur, simplikataf dan selektif, dengan maksud agar semata-mata dapat memberikan gambaran mengenai bagian-bagian utama dari esensialisme. Esensialisme timbul karena adanya tantangan mengenai perlunya usaha emansipasi diri sendiri sebagaimana dijalankan oleh para filsuf pada umumnya ditinjau dari sudut abad pertengahan. 5. Pandangan mengenai belajar Idealisme, sebagai filsafat hidup, memulai tinjauannya mengenai pribadi individu dengan menitik beratkan pada aku. Menurut idealisme, bila seorang itu belajar pada taraf permulaan adalah memahami dirinya sendiri, terus bergerak keluar untuk memahami dunia obyektif. Dari mikrokosmos menuju ke makrokosmos. Pandangan Immanuel Kant, bahwa segala pengetahuan yang dicapai oleh manusia melalui indera memerlukan unsur apriori, yang tidak didahului oleh pengalaman lebih dahulu. Bila orang berhadapan dengan benda-benda, tidak berarti bahwa mereka itu sudah mempunyai bentuk, ruang dan ikatan waktu. Bentuk, ruang dan waktu sudah ada pada budi manusia sebelum ada pengalaman atau pengamatan. Jadi, apriori yang terarah bukanlah budi kepada benda, tetapi benda-benda itu yang terarah kepada budi. Budi membentuk, mengatur dalam ruang dan waktu. Dengan mengambil landasan pikir tersebut, belajar dapat didefinisikan sebagai jiwa yang berkembang pada sendirinya sebagai substansi spiritual. Jiwa membina dan menciptakan diri sendiri. Seorang filosuf dan ahli sosiologi yang bernama Roose L. Finney menerangkan tentang hakikat sosial dari hidup mental. Dikatakan bahwa mental adalah keadaan rohani yang pasif, yang berarti bahwa manusia pada umumnya menerima apa saja yang telah tertentu yang diatur oleh alam. Berarti pula bahwa pendidikan itu adalah sosial. Jadi belajar adalah menerima dan mengenal secara sungguh-sungguh nilai-nilai sosial angkatan baru yang timbul untuk ditambah dan dikurangi dan di teruskan kepada angkatan berikutnya. Dengan demikian pandangan-pandangan realisme mencerminkan adanya dua jenis determinasi mutlak dan determinasi terbatas 1 Determiuisme mutlak, menunjukkan bahwa belajar adalah mengalami hal-hal yang tidak dapat dihalang-halangi adanya, jadi harus ada, yang bersama-sama membentuk dunia ini. Pengenalan ini perlu diikuti oleh penyesuaian supaya dapat tercipta suasana hidup yang harmonis. 2 Determinisme terbatas, memberikan gambaran kurangnya sifat pasif mengenai belajar. Bahwa meskipun pengenalan terhadap hal-hal yang kausatif di dunia ini berarti tidak dimungkinkan adanya penguasaan terhadap mereka, namun kemampuan akan pengawas yang diperlukan. 6. Pandangan mengenai kurikulum Beberapa tokoh idealisme memandang bahwa kurikulum itu hendaklah berpangkal pada landasan idiil dan organisasi yang kuat. Herman Harrel Horne dalam bukunya mengatakan bahwa hendaknya kurikulum itu bersendikan alas fundamen tunggal, yaitu watak manusia yang ideal dan ciri-ciri masyarakat yang ideal. Kegiatan dalam pendidikan perlu disesuaikan dan ditujukan kepada yang serba baik. Atas ketentuan ini kegiatan atau keaktifan anak didik tidak terkekang, asalkan sejalan dengan fundamen-fundamen yang telah ditentukan. Bogoslousky, mengutarakan di samping menegaskan supaya kurikulum dapat terhindar dari adanya pemisahan mata pelajaran yang satu dengan yang lain, kurikulum dapat diumpamakan sebagai sebuah rumah yang mempunyai empat bagian 1 Universum Pengetahuan merupakan latar belakang adanya kekuatan segala manifestasi hidup manusia. Di antaranya adalah adanya kekuatan-kekuatan alam, asal usul tata surya dan lain-Iainnya. Basis pengetahuan ini adalah ilmu pengetahuan alam kodrat yang diperluas. 2 Sivilisasi Karya yang dihasilkan manusia sebagai akibat hidup masyarakat. Dengan sivilisasi manusia mampu mengadakan pengawasan tcrhadap lingkungannya, mengejar kebutuhan, dan hidup aman dan sejahtera . 3 Kebudayaan Kebudayaan mempakan karya manusia yang mencakup di antaranya filsafat, kesenian, kesusasteraan, agama, penafsiran dan penilaian mengenai lingkungan. 4 Kepribadian Bagian yang bertujuan pembentukan kepribadian dalam arti riil yang tidak bertentangan dengan kepribadian yang ideal. Dalam kurikulum hendaklah diusahakan agar faktor-faktor fisik, fisiologi, emosional dan ientelektual sebagai keseluruhan, dapat berkembang harmonis dan organis, sesuai dengan kemanusiaan ideal. F. Kelebihan dan Kelemahan Aliran Esensialisme 1. Kelebihan a. esensialisme membantu untuk mengembalikan subject matter ke dalam proses pendidikan, namun tidak mendukung perenialisme bahwa subject matter yang benar adalah realitas abadi yang disajikan dalam buku-buku besar dari peradaban barat. Great Book tersebut dapat digunakan namun bukan untuk mereka sendiri melainkan untuk dihubungkan dengan kenyataan-kenyataan yang ada pada dewasa ini. b. esensialis berpendapat bahwa perubahan merupaka suatu kenyataan yang tidak dapat diubah dalam kehidupan sosial. Mereka mengakui evolusi manusia dalam sejarah, namun evolusi itu harus terjadi sebagai hasil desakan masyarakat secara terus-menerus. Perubahan terjadi sebagai kemampuan imtelegensi manusia yang mampu mengenal kebutuhan untuk mengadakan amandemen cara-cara bertindak,organisasi,dan fungsisosial. 2. Kelemahan a. menurut esensialis, sekolah tidak boleh mempengaruhi atau menetapkan kebijakan-kebijakan sosial. Hal ini mengakibatkan adanya orientasi yang terikat tradisi pada pendidikan sekolah yang akan mengindoktrinasi siswa dan mengenyampingkan kemungkinan perubahan. b. Para pemikir esensialis pada umumnya tidak memiliki kesatuan garis karena mereka berpedoman pada filsafat yang berbeda. Beberapa pemikir esensialis bahkan memandang seni dan ilmu sastra sebagai embel-embel dan merasa bahwa pelajaran IPA dan teknik serta kejuruan yang sukar adalah hal-hal yang benar-benar penting yang diperlukan siswa agar dapat memberi kontribusi pada masyarakat. c. Peran guru sangat dominan sebagai seorang yang menguasai lapangan, dan merupakan model yang sangat baik untuk digugu dan ditiru. Guru merupakan orang yang menguasai pengetahuan dan kelas dibawah pengaruh dan pengawasan guru. Jadi, inisiatif dalam pendidikan ditekankan pada guru, bukan pada siswa. BAB III KESIMPULAN. Idealisme dan realisme adalah aliran filsafat yang membentuk corak esensialisme. Dua aliran ini bertemu sebagai pendukung esensialisme, akan tetapi tidak lebur menjadi satu dan tidak melepaskan sifatnya yang utama pada dirinya masing-masing. Esensialisme adalah konsep meletakkan sebagian ciri alam pikir modern. Esensialisme pertama-tama muncul dan merupakan reaksi terhadap simbolisme mutlak dan dogmatis abad pertengahan. Maka, disusunlah konsep yang sistematis dan menyeluruh mengenai manusia dan alam semesta, yang memenuhi tuntutan zaman Realisme modern, yang menjadi salah satu eksponen essensialisme, titik berat tinjauannya adalah mengenai alam dan dunia fisik, sedangkan idealisme modern sebagai eksponen yang lain, pandangan-pandangannya bersifat spiritual Dengan demikian disini jiwa dapat diumpamakan sebagai cermin yang menerima gambaran-gambaran yang berasal dari dunia fisik, maka anggapan mengenai adanya kenyataan itu tidak dapat hanya sebagai hasil tinjauan yang menyebelah, berarti bukan hanya dari subyek atau obyek semata-mata, melainkan pertemuan keduanya. Idealisme modern mempunyai pandangan bahwa realita adalah sama dengan substansi gagasan-gagasan ide-ide. Dibalik dunia fenomenal ini ada jiwa yang tidak terbatas yaitu Tuhan, yang merupakan pencipta adanya kosmos. Manusia sebagai makhluk yang berpikir berada dalam lingkungan kekuasaan Tuhan. Menurut pandangan ini bahwa idealisme modern merupakan suatu ide-ide atau gagasan-gagasan manusia sebagai makhluk yang berpikir, dan semua ide yang dihasilkan diuji dengan sumber yang ada pada Tuhan yang menciptakan segala sesuatu yang ada di bumi dan dilangit, serta segala isinya. Dengan menguji dan menyelidiki semua ide serta gagasannya maka manusia akan mencapai suatu kebenaran yang berdasarkan kepada sumber yang ada pada Allah SWT DAFTAR PUSTAKA Barnadip, imam, filsafat pendidikan, yogyakarta andi offset, 1987 Khobir, Abdul, filsafat pendidikan islam, pekalongan STAIN PRESS, 2007. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Halo teman-teman! Kali ini saya akan menganalisis aliran filsafat perenialisme beserta tokoh Pengertian perenialisme aliran filsafat pendidikanSecara etimologis kata perenial berasal dari bahasa latin "perenis" Yang artinya kekal selama lamanya atau abadi sehingga filsafat perenial dikatakan sebagai filsafat keabadian. Aliran ini lahir pada abad ke-20. Aliran ini lahir sebagai suatu reaksi pendidikan progresif. Mereka menentang pandangan progresivisme yang menekankan perubahan dan sesuatu yang baru. Perenialisme memandang pendidikan sebagai jalan kembali artinya sebagau suatu proses mengembalikan kebudayaan sekarang zaman modern terutama pendidikan zaman sekarang perlu kembali ke masa lampau. Baca juga Filsafat Pendidikan PerenialismeB. Tokoh filsufnya1. PlatoSebagai filosof plato memiliki kedudukan yang sangat istimewa, ia pandai menyatukan puisi,ilmu,seni dan filosofi. Pandangan abtrak sekalipun dapat dilukiskan dengab gaya bahasa yang indah. Menurutnya tujuan pendidikan adalah membina pemimpin yang sadar akan asa normative dan melaksanakannya dalam aspek kehidupan. 2. AristotelesIa merupakan murid dari plato. Menurutnya tujuan pendidikan adalah pendidikan membentuk kebiasaan pada tingkat pendidikan usia muda dalam menanamkan kesadaran menurut aturan Thomas aquinas 1 2 Lihat Filsafat Selengkapnya Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Aliran filsafat esensialisme adalah suatu aliran filsafat yang berkeinginan agar manusia kembali ke kebudayaan lama, esensialisme berpendapat bahwa kebudayaan lama banyak memperbuat kebaikan – kebaikan untuk manusia, yang mereka maksud dengan kebudayaan lama yaitu yang telah ada sejak peradapan manusia yang pertama, Dan yang paling mereka pedomi Yakni peradapan sejak zaman renaissance, yaitu yang tumbuh dan berkembang disekitar abad 11 sampai 14 Memiliki pandangan bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai –nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama, sehingga memberikan kestabilan dan arah yang jelas. aliran ini juga Berpandangan bahwa pendidikan harus tumbuh pada dasar pandangan fleksibilitas dalam segala bentuk dan menjadi sumber timbulnya pandangan yang berubah – ubah, mudah goyah, kurang terarah, tidak menentu dan kurang esensialisme merupakan filsafat pendidikan konserfatif yang dirumuskan sebagai kritik terhadap praktek pendidikan progresif disekolah – sekolah, esesnsialisme memiliki pendapat bahwa fungsi pertama sekolah adalah menyampaikan warisan budaya dan sejarah kepada anak muda, yang dimana pendidikan harus menanamkan nilai – nilai leluhur yang tertera jelas. Sehingga esensialisme menganggap nilai – nilai budi pekerti yang baik itu terletak pada warisan – warisan budaya yang telah membuktikan kebaikan – kebaikannya bagi kehidupan manusia. Pemikiran – pemikiran tokoh filsafat Heinrich pestalozziJohan mempercayai bahwa sifat – sifat alam itu tercermin pada manusia, sehingga pada diri manusia terdapat kemampuan - kemampuan wajarnya. Selain itu, johan percaya kepada hal – hal trasdentan dan manusia mempunyai hubungan transdental langsung dengan BreedDia memiliki pendapat bahwa pendidikan esensialisme ini lebih mementingkan apa yang mendukung siswa untuk belajar, seperti misalkan pengawasan orang tua yang dianggap penting menurutnya karena merupakan factor pendukung untuk kemajuan seorang C. BagleyWilliam berkeyakinan bahwa fungsi utama dari pendidikan yaitu dengan menyampaikan warisan budaya yang sudah diterapkan kepada generasi muda atau generasi yang akan datang. Menutut William c bakley terdapat 4 point dalam aliran ini yang pertama,yaitu minat – minat yang kuat dan tahan lama, yang kedua, pengawasan, pengarahan, serta bimbingan, yang ketiga, mendisiplinkan diri, dan yang keempat, aliran esensialisme ini menawarkan teori yang kuat dan kokoh tentang KandellMenurut kandell, materi yang diberikan disekolah dalam sebuah pendidikan berfungsi sebagai sumber nilai yang stabil untuk mengatur perilaku siswa. Lihat Filsafat Selengkapnya Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. A. Pengertian EsensialismeEsensialisme terdiri dari 2 kata, yakni esensi hakikat, inti, dan dasar dan esensial sangat prinsip, sangat berpengaruh, dan sangat peluh. Jadi esendialisme sendiri adalahaliran yang ingin manusia kembali pada kebudayaan-kebudayaan lama. Aliran ini didasarkan nilai-nilai kebudayaan yang telah ada pada awal kebudayaan ini muncul pada zaman prenesence, karena reaksi terhadap simbolisme mutlak dan dokmatis yang terjadi pada abd pertengahan, jadi prenesence yakni pangkal timbul pikir esensialisme. Pendidikan harus memili nilai-nilai kejelasan dan tahan lama, dan nilai-nilai yang jelas. Aliran ini didasari atas pandangan humanisme karena merupakan rekais hidup yang keduniawian dan materialistik. Tujuannya adalah membentuk seseorang yang bergna dan kompeten, isi dalam pendidikannya yaknikesenian dan segala hal yang mampu membuat seseorang tersebut menjadi lebih baik. Aliran ini dibutuhkan guru yang dewasa pemikirannya, karena guru dalam proses pendidikan dipandang sebagai center for excelence, yang mana dituntut untuk menguasai bidang studi dan sebagai model dan figur yang diteladani oleh peserta didik. Seorang guru harus menguasai materi pengetahuannya, sebab mereka dianggap memegang posisi tertinggi dalam pendidikan melalui sekolah, guru berperan untuk mentransmisikan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang diperlukan oleh peserta didik dalam atau substansi mengacu pada sesuatu yang umum, abstrak, statis, sehingga dapat menfikan sesuatu yang konkret, individual, dan dinamis. Sebaliknya, eksistensi kustru mengacu pada hal yang konkret, individual, dan dinamis. Contohnya seperti penanaman budi pekerti yang baik kepada peserta didik. Karena hal itu akan tertanam dalam jiwa peserta didik begitupun akan teralisasikan dalam kehidupan masyarakat, sehingga kebudayaan dalam masyarakat menjadi budaya yang baik dan berbudi Kurikulum, Kelebihan, dan Kelemahan Aliran EsensialismeKurikulum aliran ini yakni mengenai Kurikulum dasar, mendekatkanpada keterampilan yang mana mengajarkan pengenalan menengah, terdiri dari pelajaran sejarah, matematika, sains, sastra, da tinggi yang merupakan pelajaran yang disesuaikan keadaan menegakkan pewarisan budaya dan keterampilan pada peserta didik supaya menjadi yang aliran esensialisme Suatu ide/ gagasan manusia diuji sumber dari dasar pendidikan yang flekbilitas, maksudnya memberikan keterbukaan terhadap perubahan dan toleran tidak terikat dengan doktrin berpijak pada yang mempunyai nilai ini berpendapat bahwa perubahan adalah keadaan yang tidak dapat dirubah dalam keadaan guru sebagai model yang baik untuk di gugu dan aliran esensialisme Sekolah tidak boleh menetapkan kebijakan sosial yang mengakibatkan adanya orientasi yang terikat tradisi pada pendidikan. Para pemikir esensialis umumnya berpandangan filsafat yang berbeda, bahkan memandang ilmu sastra, bahkan pelajaran ipa, teknik dan kejuruan lah penting diperlukan siswa agar memberi kontribus pada ditekankan pada guru, bukan pada siswa. C. Tokoh-Tokoh Aliran EsensialismePelopor aliran esensialisme yakni, William C. Bagley, Thomas Briggs, Frederick Breed, dan Isac L. Kandel. Bagley yakin bahwa fungsi utama sekolah adalah menyampaikan sejarah budaya dan sejarag bagi generasi William C. Bagley yakni Minat yang kuat dan tahan lama tumbuh dari upaya belajar yang dapat menarik kedisplinan sebagai tujuan pendidikan. Bagi individu dan bangsa kebebasan yang sesungguhnya yakni suatu yang dicapai melalui perjuangan, bukan adalah teori tentang pendidikan, sedangkan progresivisme memberi teori yang lemah. bagley dan rekan-rekannya memilki kesamaan dalam pemikirannya, yakni pergerakan progresif telah merusak standar intelektual dan moral kaum muda. Sekolah yang baik adalah sekolah yang mengutamakan minat masyarakat. 1 2 Lihat Filsafat Selengkapnya

kelebihan dan kekurangan aliran esensialisme